Peneliti Peringatkan Pemakai:
Awas! Tanpa Anda Sadari dan Tanpa Menginstal Aplikasi Apapun, Sensor Smartphone Ini Bisa Diubah Jadi Alat Untuk Menyadap Diri Anda Sendiri
Saat ini, bisa dibilang bahwa hampir semua manusia sudah beralih dari telepon selular biasa ke “telepon pintar” atau smartphone yang selalu dibawa-bawa kemana pun kita pergi. Smartphone selalu ada di genggaman sang pemiliknya, bahkan hanya sesekali saja ia dimasukkan ke dalam kantong.
Lebih canggihnya lagi, melalui smartphone yang selalu anda bawa, orang lain dapat mengetahui dimana saat ini diri anda sedang berada, bahkan dalam waktu real time.
Masalahnya, orang lain yang tak anda
kenal pun kini dapat membuntuti dan memonitor keberadaan anda, ia dapat
mendengarkan apapun yang anda bicarakan bahkan yang sangat pribadi,
dimanapun anda berada. Sudah tak ada lagi hak privasi untuk anda.
Tak perlu menginstal aplikasi, alat yang ada di dalam smartphone
anda ini, awalnya tak digunakan untuk memonitor pembicaraan anda, namun
prakteknya komponen itu dapat mengetahui apa yang anda ucapkan. Tak
sedikit kasus yang terjadi, bahwa semakin canggihnya teknologi maka
selalu ada “sisi lemahnya”.
Nyaris semua smartphone pada masa kini memiliki sensor gerak atau yang biasa disebut gyroscope. Sensor inilah yang memudahkan kita untuk mengubah tampilan layar dari posisi vertikal ke horizontal, atau sebaliknya.
Namun, tahukah Anda bila sensor gyroscope ini bisa diubah menjadi alat mata-mata?
Gyroscope atau giroskop adalah
perangkat untuk mengukur atau mempertahankan orientasi, yang
berlandaskan pada prinsip-prinsip momentum sudut.
Secara mekanis, giroskop berbentuk
seperti sebuah roda berputar atau cakram di mana poros bebas untuk
mengambil setiap orientasi.
Meskipun orientasi ini tidak tetap,
perubahannya dalam menanggapi torsi eksternal jauh lebih sedikit dan
berlangsung dalam arah yang berbeda jika dibandingkan dengan tanpa
momentum sudut, yang berkaitan dengan tingginya tingkat putaran dan
inersia momen.
Orientasi perangkat tetap sama, terlepas
dari gerak platform pemasangan, karena pemasangan perangkat pada sebuah
gimbal akan meminimalkan torsi eksternal.
Cara kerja giroskop yang berlandaskan
pada prinsip-prinsip operasi lain juga ada, misalnya giroskop MEMS
perangkat elektronik yang ditemukan pada perangkat elektronik konsumen,
cincin laser, giroskop optik serat, dan giroskop kuantum yang sangat
sensitif.
Gyroscope sebagai alat perekam pembicaraan
Peneliti dari Universitas Stanford dan sebuah tim peneliti AS dan Israel telah menemukan potensi penggunaan gyroscope sebagai alat perekam pembicaraan.
Sensor tersebut mampu diubah menjadi sebuah mikrofon tersembunyi yang sulit terdeteksi
dan dapat dengan mudah digunakan meski tanpa menginstal aplikasi
mata-mata sebelumnya. Sensor jenis ini cukup sensitif dan bisa dipakai
untuk menangkap getaran dari suara percakapan meskipun hanya dalam
bentuk potongan kata.
Gilanya, tingkat keberhasilan penyadapan suara oleh gyroscope pun diklaim telah mencapai lebih dari 65 persen jika dibanding dengan mikrofon mata-mata asli!
Bahkan yang jauh lebih mencengangkan
adalah, sensor yang awalnya hanya berguna untuk memudahkan kita mengubah
tampilan layar dari posisi vertikal ke horizontal, atau sebaliknya ini,
mampu mengidentifikasi jenis kelamin si pembicara dengan prosesntase
kesuksesan 84 persen! Wow!
Hasil penelitian lanjutan dari “penemuan kemampuan yang lebih” oleh sensor gyroscope tersebut telah dipresentasikan pada acara konferensi teknologi keamanan, Usenix.
Pihak Universitas Stanford mengungkapkan bahwa mereka membutuhkan waktu satu tahun lagi untuk menyempurnakan piranti lunak pengenal suara yang digunakan untuk menganalisis hasil sadapan dari sensor gyroscope itu.
Gadget OS Android Lebih Mudah Diretas
Sementara itu, peneliti juga mewanti-wanti Google
untuk menanggapi serius penemuan ini. Sebab, sensor gyroscope yang
terdapat di gadget Android diketahui lebih mudah diubah menjadi alat
sadap ketimbang gadget Apple.
Tak pelak, cara ini diprediksi akan bisa
memicu penyalahgunaan di kemudian hari oleh milyaran pemakainya
diseluruh pelosok bumi. Mengapa OS Android lebih rentan dibanding operation system (OS) lainnnya???
Hal tersebut tak lepas dari ‘kelonggaran’ OS Android yang memungkinkan sensor gyroscope untuk menangkap getaran pada frekuensi sebesar 200 Hertz (200 kali getaran per detik).
Akibatnya, suara manusia pun lebih mudah
tersadap oleh sensor ini karena suara manusia dapat diterima getarannya
oleh sensor itu. Suara manusia memiliki frekuensi mulai dari 80 sampai
250 Hz.
Sedangkan sistem operasi lainnya selain Android, iOS misalnya, hanya memperbolehkan gyroscope di gadget Apple untuk mendeteksi getaran pada frekuensi 100 Hertz. Alhasil, gadget yang berjalan di operation system atau OS iOS, akan jauh lebih sulit untuk diubah menjadi alat penyadap.
Semua ini mengingatkan kita kembali, bahwa operation system
berbasis Android ini adalah OS yang tak memiliki hak paten, artinya OS
ini bebas digunakan dan bebas pula untuk dikembangkan oleh siapa saja.
Dalam hal komputer, OS Android ini mirip
Linux, sedangkan iOS, Java, Windows Mobile, Symbian dan lain-lain, mirip
Windows yang memiliki hak paten yang hanya dapat digunakan oleh
pemegang hak paten tersebut, dan tak bisa digunakan oleh umum. Hal ini
akan memunculkan pertanyaan dan konspirasi baru.
Apakah kekurangan atau kelemahan ini tak
dapat diperbaiki pada gadget untuk generasi OS Android di masa
mendatang? Apakah semua ini bisa jadi sudah direncanakan sebelumnya
hanya untuk kepentingan bisnis semata? Ataukah sebuah ide dari para
pengintai dalam misi besar “Big Brother” untuk memuluskan operasinya?
Mengingat persaingan bisnis komunikasi
pada saat ini sangat ketat dalam hal persaingan, maka strategi “perang
perusahaan” mulai dimainkan. (sumber: Wired.com)
0 comments:
Post a Comment